Matteo Berrettini: Si Palu Italia yang Menempa Jalannya di Tenis
Pendahuluan
Matteo Berrettini (lahir 12 April 1996) adalah pemain tenis profesional Italia yang telah membuktikan dirinya sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di ATP Tour. Dikenal karena servisnya yang kuat, pukulan forehand yang tangguh, dan penampilan yang karismatik, Berrettini telah mencapai puncak olahraga ini, meraih peringkat tertinggi dalam kariernya sebagai pemain tunggal dunia No. 6 pada bulan Januari 2022.
Kehidupan Awal dan Pengenalan Tenis
Matteo Berrettini Lahir dan dibesarkan di Roma, Italia, perkenalan Berrettini dengan tenis terjadi relatif lebih lambat dibandingkan beberapa teman sebayanya. Awalnya ia menekuni renang, sepak bola, dan judo, ia mulai bermain tenis pada usia delapan tahun, didorong oleh adiknya Jacopo, yang juga merupakan pemain tenis profesional. Di bawah bimbingan pelatih Vincenzo Santopadre selama sebagian besar kariernya (2011-Oktober 2023), Berrettini terus mengasah keterampilannya dan memulai perjalanannya di sirkuit profesional pada tahun 2015.
Terobosan dan Keberhasilan Awal
Terobosan Berrettini di ATP Tour mulai terlihat pada tahun 2018. Ia meraih gelar ATP pertamanya di Gstaad, Swiss, yang menunjukkan potensinya di lapangan tanah liat. Tahun berikutnya terbukti lebih signifikan. Ia memenangkan dua gelar lagi di Budapest (tanah liat) dan Stuttgart (rumput), yang menunjukkan keserbagunaannya di berbagai permukaan. Penampilannya yang mengesankan di AS Terbuka 2019, di mana ia mencapai semifinal, mengumumkan kehadirannya sebagai pesaing serius di panggung Grand Slam. Khususnya, ia menjadi pria Italia pertama yang mencapai semifinal AS Terbuka sejak Corrado Barazzutti pada tahun 1977.Ia juga melakoni debutnya di ATP Finals di London tahun itu, yang makin memantapkan posisinya di kalangan elite.
Penampilan Grand Slam dan Final Wimbledon
Permainan hebat Berrettini berhasil diterapkan secara efektif di lapangan rumput Wimbledon. Pada tahun 2021, ia mengukir sejarah dengan menjadi pria Italia pertama yang mencapai final tunggal Wimbledon.Penampilannya yang dominan termasuk kemenangan atas pemain-pemain top, dan meskipun ia akhirnya kalah dari Novak Djokovic di final, penampilannya menandai tonggak penting dalam kariernya dan merebut hati penggemar tenis di seluruh dunia. Ia selanjutnya menunjukkan kehebatannya di lapangan keras dengan mencapai semifinal Australia Terbuka pada tahun 2022.Pencapaian ini menjadikannya petenis Italia pertama yang mencapai perempat final atau lebih baik di keempat turnamen Grand Slam. Ia juga mencapai perempat final Prancis Terbuka pada tahun 2021.
Baca Juga: Bjorn Borg: Mengukir Sejarah dengan 11 Gelar Grand Slam
Kesuksesan Berkelanjutan dan Sorotan Karier
Di luar prestasi Grand Slamnya, Berrettini secara konsisten tampil baik di ATP Tour. Ia telah mengumpulkan total 10 gelar tunggal ATP, termasuk kemenangan bergengsi ATP 500 di Queen’s Club di London (2021 dan 2022) dan Halle (2019).Servisnya yang kuat dan pukulan forehand yang agresif membuatnya menjadi lawan yang berbahaya di permukaan apa pun, dan keteguhan mentalnya telah memungkinkannya untuk mengamankan kemenangan penting melawan pemain peringkat atas, termasuk kemenangannya baru-baru ini atas petenis peringkat 2 dunia Alexander Zverev di Monte Carlo Masters pada bulan April 2025, kemenangan pertamanya dalam kariernya melawan pemain peringkat dua teratas. Ia juga membantu Italia mengamankan gelar Piala Davis berturut-turut pada tahun 2023 dan 2024.
Gaya Bermain dan Kekuatan
Permainan Berrettini dibangun di sekitar servisnya yang kuat, yang sering dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam permainan putra.Servis pertamanya yang menggelegar memungkinkannya untuk mendikte poin dan mendapatkan banyak poin gratis. Pukulan forehand-nya adalah senjata penting lainnya, yang mampu menghasilkan tenaga yang sangat besar dan menembus lapangan. Meskipun pukulan backhand-nya kuat, ia sering memanfaatkan slice secara efektif untuk mengganggu ritme lawan dan menyiapkan forehand-nya yang kuat.Ia telah berupaya meningkatkan pergerakan dan permainan netnya selama bertahun-tahun, menjadikannya pemain yang lebih lengkap. Ketangguhan mental dan semangat juangnya juga merupakan atribut utama yang berkontribusi pada keberhasilannya dalam situasi yang penuh tekanan.
Perubahan Pelatihan dan Status Saat Ini
Setelah kemitraan yang panjang dan sukses dengan Vincenzo Santopadre, Berrettini telah menjajaki kolaborasi pelatihan baru. Ia bekerja dengan Francisco Roig dari Desember 2023 hingga Oktober 2024 dan saat ini sedang dilatih oleh Alessandro Bega (sejak Oktober 2024). Per 31 Maret 2025, Berrettini menduduki peringkat ke-27 dalam peringkat tunggal ATP, yang menunjukkan eksistensinya yang berkelanjutan di level teratas olahraga ini. Saat ini ia berkompetisi di Madrid Open (per 26 April 2025), di mana ia dijadwalkan melawan Marcos Giron di babak kedua.
Persona dan Popularitas di Luar Lapangan
Di luar prestasinya di lapangan, Berrettini telah mengumpulkan banyak penggemar karena kepribadiannya yang karismatik dan ketampanannya.Ia merupakan sosok yang populer di media sosial dan telah menjadi sponsor beberapa merek terkenal. Sikap sportif dan penuh hormat di lapangan juga membuatnya dikagumi oleh sesama pemain dan penggemar.
Melihat ke Depan
Pada usia 29 tahun (per April 2025), Matteo Berrettini masih memiliki banyak potensi untuk meraih kesuksesan lebih lanjut dalam kariernya.Dengan permainannya yang hebat dan pengalamannya di level tertinggi olahraga ini, ia pasti akan berusaha menambah gelarnya dan melaju jauh di turnamen Grand Slam mendatang. Mengatasi cedera sesekali akan sangat penting untuk menjaga konsistensi dan menantang hadiah terbesar dalam tenis. “Hammer” asal Italia ini terus menapaki jalannya di dunia tenis, dan para penggemar akan dengan penuh semangat menyaksikan perjalanannya.
Post Comment